Friday, March 9, 2012

PB 340 KLONE IDEAL UNTUK PETANI RAKYAT

PENDAHULUAN 
     Tanaman Karet atau pokok Rambung sudah sangat familiar dengan petani rakyat Indonesia, sudah ratusan tahun yang lalu para petani rakyat kita sudah membudidayakan tanaman yang berasal dari Benua Amerika ini.Namun tingkat produktivitas tanaman yang bernama ilmiah Hevea brasiliensis ini masih sangat rendah di tingkat petani rakyat.Hal ini disebabkan para petani masih mengembangkan tanaman yang menghasilkan lateks ini secara tradisional.

 PENGEMBANGAN TANAMAN KARET SECARA KOMERSIAL
      Berbeda dengan para Petani Perkebunan besar, sudah sejak dulu tanaman ini dikembangkan secara komersial. Dimulai para Investor negri Belanda yang membuka perkebunan di daerah Sumatera timur secara besar-besaran, membuat Propinsi Sumatera Utara menjadi penghasil Lateks atau Karet nomor wahid di Indonesia. Namun hal ini tidak di ikuti oleh petani rakyat yang ada di daerah tersebut. walaupun banyak Perusahaan Perkebunan Kelas Dunia beroperasi disana para Petani rakyat masih mengembangkan tanaman karet secara konvensional.

Fakor yang Menghambat Perkembangan Budidaya Karet ditingkat Petani.
Respon terhadap tekhnologi yang sangat rendah dan minimnya informasi tentang tekhnologi budidaya tanaman karet merupakan faktor-faktor yang membuat produktifitas tanaman karet masih sangat rendah di tingkat petani. Hal ini diperparah dengan lambannya Pemerintah melalui Dinas Perrkebunan yang ada di tingkat Kabupaten?kota untuk mensosialisasikan tehnik budidaya kepada Petani, setali dua uang dengan Pemerintah Para Pengusaha Perkebunan Besar pun tidak perduli dengan keadaan ini, Mereka tidak mentransfer tehnik budidaya yang sudah moderen kepada para Petani diruang lingkup operasional Perusahaan mereka. 

KLONE UNGGUL MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
      Salah satu hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan usaha tani tanaman keras adalah penggunaan Bibit/Klone yang baik. Bisa kita bayangkan kerugian yang akan kita derita jika kita menanam bibit yang asalan atau tidak jelas dalam usaha tani kita, karena hal ini tampak pada saat tanaman sudah mulai berproduksi. Tanaman karet dapat disadap pada umur 4-5 tahun,apabila setelah 5 tahun kita mengetahui tanaman yang kita tanam tidak produktif apa jadinya dengan usaha tani kita tersebut? Mau dibongkar sudah berapa cost yang sudah kita keluarkan? Dipertahankan sampai umur 25-30 tahun sudah jelas selama itu kita menerima hasil yang tidak produktif dari usaha tani yang kita kembangkan.Untuk itu penggunaan Clone Unggul sangat disarankan untuk budidaya tanaman Karet.

 PB 340 IDEAL UNTUK PETANI
     Tidak semua klone yang dikembangkan oleh Perkebunan-Perkebunan karet sekala besar cocok untuk petani rakyat. Kita ambil contoh Klone-Klone yang banyak di kembangkan saat ini oleh Perusahaan Komersial tersebut seperti PB 260, PB 280, RRIM 921, RRIM 901.Klone-klone ini harus mendapat perlakuan stimulant agar produksi yang dihasilkan bisa optimal. Hal ini sangat menyulitkan para petani rakyat karena mereka masih asing dengan tekhnologi Stimulant. PB 340 klone yang berasal dari negri Jiran Malaysia menjawab keterbatasan petani terhadap masalah stimulant, karena Klone ini lateks yang dihasilkan bersifat Low Eksplosive sehingga tidak membutuhkan perlakuan stimulant untuk mengoptimalkan produktivitasnya. kulit yang relatif lebih empuk dibandingkan dengan klone yang lain membuat pemakaian kulit lebih mudah untuk di kontrol, sehingga umur ekonomis tanaman dapat lebih lama untuk dideres. Selain Klone PB 340 sangat cocok ditanam dengan suhu udara yang relatif panas,karena klone ini sangat rentan dengan kondisi kelembaban udara yang tinggi, dimana tanaman lebih mudah terserang penyakit bidang sadap seperti Brown Bast dan Bark necrosis. Hal ini sangat sinkron dengan petani rakyat yang banyak membudidayakan tanaman Karet di daerah dataran rendah yang mempunyai suhu udara yang panas.